10.22.2007

seragam oranye

Sabtu, 13 Oktober 2007 pukul 06.00 WIB.
Kakek itu sesekali mengusap keningnya yang berkeringat. Mulut ompongnya komat-kamit tanpa henti, entah sedang berzikir atau mengunyah sirih. Sorot matanya tajam penuh semangat, membiaskan warna oranye pada baju yang dikenakannya. Uzur umurnya dan keriput tubuhnya tak tersirat di semangat yang ditunjukkannya. Terlihat dari ayunan tangannya yang menggenggam erat sapu, tanpa henti, tanpa keluh kesah, menyapu sepanjang jalan arteri sekitar mesjid di kompleks rumahku.

sekitar pukul 07.15 WIB.
Makin cerah saja pagi ini. Sulit untuk dilukiskan indahnya suasana hatiku, tenggelam diantara ratusan orang disekitarku. Gw yakin, aura yang memancar benar-benar berbaur, menyatu dengan sejuknya udara pagi ini. oksigen yang kuhirup saja terasa berbeda dengan hari lainnya. oksigen penuh kemenangan. Subhanallah...

Usai shalat ied dan bermaafan dengan kerabat yang merayakan kemenangan di lapangan itu, aku mencari kakek berseragam oranye tadi. Kakiku melangkah perlahan menuju rumah, sambil celingukan mencari sosok tua penuh semangat. Tidak ada!!! bahkan sampai lapangan itu kosong karena orang-orang kembali ke rumahnya masing-masing, aku tidak melihat batang hidung kakek tua tadi...

Mudah-mudahan dia sudah kembali ke keluarganya, mengganti seragam oranyenya, dan menikmati lebaran seperti kita semua. Jasanya sungguh luar biasa, aku pasti mengeluh dan berontak jika di hari lebaran harus melaksanakan tugas kantor... Tapi kakek itu sungguh melaksanakannya dengan penuh semangat. Karena dia, sucinya hari kemenangan menjadi sempurna dengan lingkungan yang bersih, tanpa gundukan sampah...


"MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN"

Tidak ada komentar: