7.08.2009

PEMILU 2009: Mengapa harus menang?

Matahari mulai tenggelam sore ini. Saat menutup jendela rumah waktu sudah menunjukkan pukul 17.45. Setelah membuat teh manis, kembali saya menyalakan pesawat televisi. Hampir seharian ini mata saya tertuju kepada layar televisi karena ingin menjadi saksi sejarah Indonesia. Ya, hari ini, 8 Juli 2009 adalah sejarah kebangkitan demokrasi Indonesia. Pemilihan presiden dilakukan secara langsung oleh masyarakat Indonesia. Banyak sekali kejadian menarik pada pemilihan presiden kali ini. Sejak diakuinya pemilu LUBER JURDIL [langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil] oleh dunia internasional 5 tahun lalu, ada kemajuan walaupun tidak signifikan pada pemilu tahun ini. Memang banyak kekurangan juga, seperti adanya kisruh sehari menjelang pemilu di DPT, sampai ketentuan boleh digunakannya KTP untuk memilih bagi warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih, menandakan kekurangsiapan KPU kali ini. Semoga menjadi pelajaran berharga untuk lebih sigap dalam merencanakan dan bertindak di masa yang akan datang.

Ada 2 elemen penting yang menarik perhatian pada PEMILU kali ini, yaitu pemanfaatan media [cetak maupun elektronik] yang digarap sangat serius, sebagai sinyalemen bahwa tim sukses kandidat presiden faham betul menggunakan kekuatan media dan dampaknya untuk menarik massa.

Elemen penting berikutnya adalah diadakannya debat capres dan cawapres di media televisi. Luar biasa, dengan adanya debat ini maka masyarakat semakin mengenal dan dapat menilai siapa yang akan dipilih sesuai dengan visi dan misi yang disampaikan oleh capres/cawapres. Walaupun masih jauh jika dibandingkan dengan debat capres di Amerika yang lebih kritis dan detail, namun ini adalah langkah awal menuju makna demokrasi yang sesungguhnya.

Selamat kepada SBY dan Boediono yang terpilih sebagai presiden Indonesia 2009-2014, yang dipilih oleh masyarakat Indonesia karena [mungkin] visi misi dan program kerjanya dianggap yang paling tepat oleh masyarakat Indonesia untuk diterapkan selama 5 tahun kedepan. 2 Kandidat lainnya, Megawati dan Jusuf Kalla, tentu saja bukan merupakan calon presiden yang KALAH pada PEMILU kali ini, hanya saja [mungkin] menurut masyarakat Indonesia visi misi dan program kerjanya belum sesuai untuk dilaksanakan untuk 5 tahun kedepan, atau mungkin saja menurut sebagian besar masyarakat Indonesia, SBY perlu menuntaskan program yang sudah dibangun selama beberapa tahun lagi.

Selamat datang era baru demokrasi Indonesia, semoga lebih transparan sehingga dapat diperdebatkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan dan makna demokrasi... Asal jangan debat kusir saja.

Tidak ada komentar: