Lama nian gak isi blog neh... Ampir 2 bulan dah gak online... padahal, selama 2 bulan itu banyak banget kejadian unik bin menarik. Cuman yah, waktu jua yang gak ngijinin. Gak deng, bukan cuma waktu. ditambah males banget untuk online.
Ngomong-ngomong soal lama, aku seneng banget ama yang berbau 'lama'. Ada juga sih pengecualian type 'lama' yang menyebalkan. kalo misalkan janjian, terus kita nunggu kelamaan kan bikin jengkel... atau lagi ngantri di ATM lamaaaaaaa banget... atau...yah, banyak deh type 'lama' yang mbosenin dan bikin jengkel.
Tapi kalo kita punya koin 'lama' alias kuno... wedew... tajir dah. misalnya koin Amerika 1 sen yang gambarnya Abraham Lincoln taun 1909 sama taun 1943... wah, ribuan dollar Amerika dah pasti masuk ke rekening kita dah.
Lagu-lagu lama juga luar biasa terpatri di hati sanubari saya. Lagu Indonesia jaman dulu (tapi bukan eranya Lagu cengeng '80 an) bisa bikin semangat jiwa raga dah. bikin sembuh yang sakit. bikin semangat yang kerja. Emang sih, banyak juga yang melankolis-negatif. Tapi paling nggak, banyak banget alternatif pilihan tema lagu pada jaman dulu.
Kalo lagu Indonesia sekarang? selain lagu 'Bendera'nya Cokelat ama lagu-lagu dari Naif (dan beberapa band lainnya), rasanya ampir semua lagu mainstream grup band baru temanya gak jauh dari cinta dan saudara-saudarinya. Ya putus cinta lah, ya cinta tak berbalas lah, atau cinta-cinta lain yang gampang banget dihafalkan dan bikin hati trenyuh. Kalo udah denger lagu gini, otomatis biasanya oksigen lebih banyak masuk ke bagian otak kiri... Ujung-ujungnya? boro-boro mau mikir kreatif, ngelamun ama ngehayal deh adanya. Soalnya kalo denger lagu begini, otomatis otak kiri memposisikan kita sebagai 'seseorang' yang lagi ngalamin kisah lagu itu. Ih, ngeri dah...
Kalo dibidang olahraga,
Tim nasional sepak bola Indonesia 'lama' memiliki kebanggaan tersendiri. Mereka menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hungaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Indonesia, meski merupakan negara besar dengan jumlah penduduk yang juga sangat besar, tidak termasuk jajaran tim-tim terkuat di AFC untuk saat ini.
Itu sepakbola yang lama, bisa bersaing dipentas dunia. Kalo sekarang? antiklimaks... tim-tim yang tadinya sejajar atau dibawah kita, sekarang melejit kualitasnya jauh diatas kita. Kenapa? karena atmosfer sepakbola di tanah air kita ini benar-benar negatif... Tim legislatif ekslusif PSSI aja gak jelas visi misinya, perwasitan yang 'katanya' cuman segelintir aja yang bener-bener wasit bertanggung jawab, bentrokan antar pemain, pelatih, manajemen, penonton.. malah ada yang sampai meninggal gara-gara bentrokan antar supporter... wedew.. mendingan nonton Newcastle aja deh di TV. Atau aksi kreatif Christiano Ronaldo yang membawa makna sepakbola menjadi olahraga yang bisa dinikmati generasi millenium saat ini.
Kayaknya, sepakbola luar negeri selalu menarik untuk disimak. Ada aja aksi kreatif yang muncul tiap beberapa tahun. Waktu era 80-90an ada Eric Cantona.. Juga Zinedine Zidane dan Ronaldo dengan kreatifitas tinggi mengolah bola. Nah, setelah 'umpan magic' Beckham, gaya 'umpan tanpa melihat' Ronaldinho, 'gocekan tanpa menyentuh bola' Ronaldo, dan 'sentuhan kaki kiri-kanan sambil berputar' Zinedine Zidane, saya mulai berpikir. Kayaknya udah semua gaya unik dan kreatif muncul deh. Ternyata tidak. Tiba-tiba Christiano Ronaldo muncul menjadikan sepakbola olahraga yang dinamis sepanjang masa. Gayanya komplit, ditambah gocekan pake tumit dan umpan dengan cara menendang bola dipantulkan ke kakinya sendiri, seolah-olah gak sengaja terpantul, tapi arahnya pas ke rekannya. Phew, sepakbola gak akan pernah membosankan diluar negeri sana....
Sepakbola Indonesia? Kayaknya gak ada bedanya liat video tahun 2000an, 90an, atau 80an. Gak maju kemana-mana. 'Papukeut' aja parebut bola sambil sesekali dorong-dorongan, atau memprotes wasit... Yah, gimana lagi ya? Gak tau dah. I love sepakbola Indonesia. Tiap ada siaran langsung Liga Indonesia, pasti saya nonton. Berharap ada fenomena kreatifitas baru yang akan bawa sepakbola Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Tapi, harapan ini muncul sejak saya nonton sepakbola dari kecil, sekitar taun 80an. Hasilnya? boro-boro ada fenomena baru, teteup aja dorong-dorongan, bakar-bakaran, dll... I love you, Indonesian Football
Ngomong-ngomong soal lama, aku seneng banget ama yang berbau 'lama'. Ada juga sih pengecualian type 'lama' yang menyebalkan. kalo misalkan janjian, terus kita nunggu kelamaan kan bikin jengkel... atau lagi ngantri di ATM lamaaaaaaa banget... atau...yah, banyak deh type 'lama' yang mbosenin dan bikin jengkel.
Tapi kalo kita punya koin 'lama' alias kuno... wedew... tajir dah. misalnya koin Amerika 1 sen yang gambarnya Abraham Lincoln taun 1909 sama taun 1943... wah, ribuan dollar Amerika dah pasti masuk ke rekening kita dah.
Lagu-lagu lama juga luar biasa terpatri di hati sanubari saya. Lagu Indonesia jaman dulu (tapi bukan eranya Lagu cengeng '80 an) bisa bikin semangat jiwa raga dah. bikin sembuh yang sakit. bikin semangat yang kerja. Emang sih, banyak juga yang melankolis-negatif. Tapi paling nggak, banyak banget alternatif pilihan tema lagu pada jaman dulu.
Kalo lagu Indonesia sekarang? selain lagu 'Bendera'nya Cokelat ama lagu-lagu dari Naif (dan beberapa band lainnya), rasanya ampir semua lagu mainstream grup band baru temanya gak jauh dari cinta dan saudara-saudarinya. Ya putus cinta lah, ya cinta tak berbalas lah, atau cinta-cinta lain yang gampang banget dihafalkan dan bikin hati trenyuh. Kalo udah denger lagu gini, otomatis biasanya oksigen lebih banyak masuk ke bagian otak kiri... Ujung-ujungnya? boro-boro mau mikir kreatif, ngelamun ama ngehayal deh adanya. Soalnya kalo denger lagu begini, otomatis otak kiri memposisikan kita sebagai 'seseorang' yang lagi ngalamin kisah lagu itu. Ih, ngeri dah...
Kalo dibidang olahraga,
Tim nasional sepak bola Indonesia 'lama' memiliki kebanggaan tersendiri. Mereka menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hungaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Indonesia, meski merupakan negara besar dengan jumlah penduduk yang juga sangat besar, tidak termasuk jajaran tim-tim terkuat di AFC untuk saat ini.
Itu sepakbola yang lama, bisa bersaing dipentas dunia. Kalo sekarang? antiklimaks... tim-tim yang tadinya sejajar atau dibawah kita, sekarang melejit kualitasnya jauh diatas kita. Kenapa? karena atmosfer sepakbola di tanah air kita ini benar-benar negatif... Tim legislatif ekslusif PSSI aja gak jelas visi misinya, perwasitan yang 'katanya' cuman segelintir aja yang bener-bener wasit bertanggung jawab, bentrokan antar pemain, pelatih, manajemen, penonton.. malah ada yang sampai meninggal gara-gara bentrokan antar supporter... wedew.. mendingan nonton Newcastle aja deh di TV. Atau aksi kreatif Christiano Ronaldo yang membawa makna sepakbola menjadi olahraga yang bisa dinikmati generasi millenium saat ini.
Kayaknya, sepakbola luar negeri selalu menarik untuk disimak. Ada aja aksi kreatif yang muncul tiap beberapa tahun. Waktu era 80-90an ada Eric Cantona.. Juga Zinedine Zidane dan Ronaldo dengan kreatifitas tinggi mengolah bola. Nah, setelah 'umpan magic' Beckham, gaya 'umpan tanpa melihat' Ronaldinho, 'gocekan tanpa menyentuh bola' Ronaldo, dan 'sentuhan kaki kiri-kanan sambil berputar' Zinedine Zidane, saya mulai berpikir. Kayaknya udah semua gaya unik dan kreatif muncul deh. Ternyata tidak. Tiba-tiba Christiano Ronaldo muncul menjadikan sepakbola olahraga yang dinamis sepanjang masa. Gayanya komplit, ditambah gocekan pake tumit dan umpan dengan cara menendang bola dipantulkan ke kakinya sendiri, seolah-olah gak sengaja terpantul, tapi arahnya pas ke rekannya. Phew, sepakbola gak akan pernah membosankan diluar negeri sana....
Sepakbola Indonesia? Kayaknya gak ada bedanya liat video tahun 2000an, 90an, atau 80an. Gak maju kemana-mana. 'Papukeut' aja parebut bola sambil sesekali dorong-dorongan, atau memprotes wasit... Yah, gimana lagi ya? Gak tau dah. I love sepakbola Indonesia. Tiap ada siaran langsung Liga Indonesia, pasti saya nonton. Berharap ada fenomena kreatifitas baru yang akan bawa sepakbola Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Tapi, harapan ini muncul sejak saya nonton sepakbola dari kecil, sekitar taun 80an. Hasilnya? boro-boro ada fenomena baru, teteup aja dorong-dorongan, bakar-bakaran, dll... I love you, Indonesian Football
Tidak ada komentar:
Posting Komentar